Tuesday 12 November 2013

Liburan ala gue

Memasuki awal Juli menandakan bahwa masa liburan sekolah telah tiba. Banyak tempat yang dapat kita kunjungi baik di dalam ataupun di luar negeri, semua tergantung kebutuhan, keinginan, dan kesiapan.

Setiap orang tua ingin sekali memanjakan setiap anaknya namun masalah dana sering kali menjadi hambatan untuk menikmati liburan bersama keluarga, selain dana waktu yang di miliki antara orang tua dengan anak pun sering menjadi alasan bahwa liburan itu tidak dapat terlaksana. Jika mengikuti dana dan waktu kita tidak akan bisa menikmati berlibur. Inti dari liburan itu bukan hanya kebersamaan melainkan kebahagiaan setelah melakukannya, sehingga apabila kita sebagai anak memiliki dana yang cukup dan waktu yang cukup tidak salah untuk mengambil waktu untuk berlibur, baik bersama teman-teman atau pun seorang diri. Orang tua hanya memberi izin,saran, dan petunjuk agar sang anak dapat menikmati liburannya secara baik dan benar. Arti baik dan benar disini adalah sang anak harus tau dengan siapa ia pergi, ketempat mana yang akan di tuju, berapa biaya yang harus dikeluarkan. Jika sang anak sudah paham menurut kedewasannya  orang tua harus mengizinkan sang anak untuk berlibur.

Berlibur banyak caranya apakah kita ingin  secara mewah, jika kita banyak uang atau kita hidup bersama masyarakat sekitar ala back packer. itu semua tergantung kepada pilihan anda.

Saya memilih untuk berlibur ala backpacker , karena ingin merasakan bagaimana rasanya hidup seperti masyarakat setempat. Awal juli 2012 saya merasakan liburan di sebuah desa bernama desa Trajaya, kota Majalengka, Jawa Barat. Disana saya tinggal di sekitar alun-alun desa Trajaya. saya berlibur di desa itu tidaklah sendirian melainkan  bersama teman-teman organisasi saya. Kami tinggal di sebuah tempat dimana tempat itu merupakan puskesmas darurat masyarakat setempat. kami mendapatkan tempat itu dari kepala desanya langsung, betapa bahagianya kami disambut baik oleh mereka. 

Di desa itu kami tidak hanya berlibur melainkan melakukan penelitian. kebetulan di desa itu memang salah satu desa yang menghasilkan kerajinan tangan bernama boboko. setiap rumah kami telusuri untuk melihat proses pembuatan boboko tersebut. Kami wawancarai mengenai segala hal baik boboko maupun kehidupan sebagai pengrajin boboko. Banyak ilmu yang kami dapat dari kegiatan penelitian itu. Kami jadi tau bahwa disana penduduk setempat ada yang menjadi TKI di Korea, Jepang,dan Arab Saudi. walaupun TKI tersebut sudah bertahun-tahun tinggal di negara orang lain mereka tetap membuat boboko setelah kembali ke desa itu.

Kami melakukan penelitian selama lima hari, setelah kami selesai melakukan penelitian maka kami mengakhirinya dengan salam perpisahan kepada kelurga kepala desa dan masyarakat setempat. Betapa harunya acara perpisahan saat itu. keramahan masyarakat desa trajaya tidak akan kami lupakan.

No comments:

Post a Comment