Memasuki awal Juli menandakan bahwa masa liburan sekolah telah tiba.
Banyak tempat yang dapat kita kunjungi baik di dalam ataupun di luar negeri,
semua tergantung kebutuhan, keinginan, dan kesiapan.
Setiap orang tua ingin sekali memanjakan setiap anaknya namun
masalah dana sering kali menjadi hambatan untuk menikmati liburan bersama
keluarga, selain dana waktu yang di miliki antara orang tua dengan anak pun
sering menjadi alasan bahwa liburan itu tidak dapat terlaksana. Jika mengikuti
dana dan waktu kita tidak akan bisa menikmati berlibur. Inti dari liburan itu
bukan hanya kebersamaan melainkan kebahagiaan setelah melakukannya, sehingga
apabila kita sebagai anak memiliki dana yang cukup dan waktu yang cukup tidak
salah untuk mengambil waktu untuk berlibur, baik bersama teman-teman atau pun
seorang diri. Orang tua hanya memberi izin,saran, dan petunjuk agar sang anak
dapat menikmati liburannya secara baik dan benar. Arti baik dan benar disini
adalah sang anak harus tau dengan siapa ia pergi, ketempat mana yang akan di
tuju, berapa biaya yang harus dikeluarkan. Jika sang anak sudah paham menurut
kedewasannya orang tua harus mengizinkan sang anak untuk berlibur.
Berlibur banyak caranya apakah kita ingin secara mewah, jika
kita banyak uang atau kita hidup bersama masyarakat sekitar ala back
packer. itu semua tergantung kepada pilihan anda.
Saya memilih untuk berlibur ala backpacker , karena ingin merasakan bagaimana
rasanya hidup seperti masyarakat setempat. Awal juli 2012 saya merasakan
liburan di sebuah desa bernama desa Trajaya, kota Majalengka, Jawa Barat.
Disana saya tinggal di sekitar alun-alun desa Trajaya. saya berlibur di desa
itu tidaklah sendirian melainkan bersama teman-teman organisasi saya. Kami tinggal di sebuah tempat dimana tempat itu merupakan puskesmas darurat
masyarakat setempat. kami mendapatkan tempat itu dari kepala desanya langsung,
betapa bahagianya kami disambut baik oleh mereka.
Di desa itu kami tidak hanya
berlibur melainkan melakukan penelitian. kebetulan di desa itu memang salah
satu desa yang menghasilkan kerajinan tangan bernama boboko.
setiap rumah kami telusuri untuk melihat proses pembuatan boboko tersebut. Kami wawancarai mengenai segala hal baik boboko maupun
kehidupan sebagai pengrajin boboko. Banyak ilmu yang kami dapat dari kegiatan
penelitian itu. Kami jadi tau bahwa disana penduduk setempat ada yang menjadi
TKI di Korea, Jepang,dan Arab Saudi. walaupun TKI tersebut sudah bertahun-tahun
tinggal di negara orang lain mereka tetap membuat boboko setelah kembali ke
desa itu.
Kami melakukan penelitian selama lima hari, setelah kami selesai
melakukan penelitian maka kami mengakhirinya dengan salam perpisahan kepada
kelurga kepala desa dan masyarakat setempat. Betapa harunya acara perpisahan
saat itu. keramahan masyarakat desa trajaya tidak akan kami lupakan.
No comments:
Post a Comment