Dengan menggunakan pesawat GA 221207 perjalanan mengelilingi
sebagian South East Asia saya mulai. Perjalanan pertama, saya
mulai dari negeri Singa. Saya menghabiskan waktu di negeri kecil itu hanya tiga
hari. Selanjutnya saya menuju Thailand dengan menggunakan bis dan kereta.
Bagi negara yang tergabung dalam Association of
Southeast Asian Nations (ASEAN) memiliki hubungan yang erat yang
mengakibatkan terbentuknya suatu kesepahaman guna memudahkan setiap penduduknya
untuk berpindah dari negara satu ke nagara lain. Sehingga saya tidak perlu
repot untuk mengurus visa perjalanan ke negara-negara yang saya kunjungi di
ASEAN. Saya hanya perlu membuat paspor sebagai tanda pengenal saya di luar
Indonesia.
Hari ketiga,Perjalanan menuju Thailand di mulai, dari terminal bis
di Bugis Street, Singapura. Saya berangkat dari apartemen pukul 08.30 a.m
dan tiba di terminal bis Bugis pukul 09.00 a.m ,setibanya di terminal, saya
langsung membeli tiket bis ke Johor baru, harga tiket bis sebesar s$ 2,4 .
Saya tidak perlu menunggu lama untuk bis berangkat,bis langsung
jalan setelah saya membeli karcis. Lama perjalanan dari Bugis Street ke Johor
baru sekitar dua jam.
Setelah melewati perbatasan antara Singapura dengan Malaysia, saya
dipersilakan untuk keluar dari bis, untuk diberi cap imigrasi di wilayah
Malaysia. saya lupa apa nama daerahnya. Dalam pikiran was-was, apa saya dicurigai
TKI atau tidak, namun itu semua hanya dalam pikiran. Nyatanya saya dengan mudah
lewat tanpa masalah di imigrasi itu. Setelah melewati kantor imigrasi saya pun
naik kembali ke dalam bis untuk menuju Johor Baru.
Pemandangan dari dalam bis menunjukan bahwa tidak terlalu banyak
yang berbeda antara Indonesia dan Malaysia, hanya saja di Malaysia motor boleh
masuk ke dalam tol. Dan power suplai di negara Singapura dan Malaysia
bermata tiga, tidak seperti di Indonesia dan Thailand bermata dua
Setibanya di Johor baru saya langsung membeli tiket bis ke Kuala
Lumpur, saya hanya menikmati kota Johor ini melalui jendela bis. Saya membaca
di buku tidak banyak tempat yang menarik di daerah itu. Jarak tempuh antara
Johor dengan Kuala Lumpur kurang lebih empat jam.
Dalam perjalanan menuju Kuala Lumpur saya habiskan dengan tidur
untuk mengusir rasa lapar. Saya tiba di Kuala Lumpur lebih tepatnya di terminal
Pudu Raya pada pukul 5 p.m
Malaysia dan Singapura memiliki waktu lebih cepat satu jam
dibandingkan waktu Indonesia bagian Barat. Sehingga jika di Kuala Lumpur atau
di Singapura jam menunjukan enam sore langit masih cerah.
Setelah benar-benar sampai di Kuala Lumpur saya mencari makan
siang yang merangkap makan malam,di sebuah rentoran cepat saji. Setelah makan,
saya solat ashar dan magrib lalu saya membeli tiket bis untuk ke Hat Yai.
Hat Yai merupakan daerah perbatasan antara Malaysia dengan
Thailand.
Harga tiket bis dari Pudu Raya, Kuala Lumpur ke Hat Yai, Thailand
sebesar RM 45 , Lama perjalanan kurang lebih 12 jam. Saya berangkat pada pukul
10 p.m tiba di Hat Yai pukul 10 a.m.
Di dalam bis
Perjalanan yang cukup lama membuat saya harus mengetahui siapa
depan, belakang dan samping saya. Untuk menghidari perbuatan yang tidak
diinginkan. Sambil melihat sekililing isi bis, saya berusaha bertanya kepada
seorang wanita yang memakai kerudung yang berada di samping saya. Dengan
menggunakan bahasa Inggris seadanya, komunikasi antara saya dan dia berlangsung
seru.
Ternyata wanita berkerudung itu merupakan siswi dari SMA Gontor,
dia tidak sendiri melainkan bersama empat siswi SMA Gontor asal Thailand,mereka
duduk dibelakang wanita kerudung itu.
Jadilah sepanjang jalan saya bertukar cerita, dan saya pun bisa
bertanya mengenai transportasi termurah menuju Bangkok ataupun ke Phuket,
dengan menggunakan bahasa Indonesia. Sangat bangga dan senang bertemu dengan
siswi SMA tersebut, jauh-jauh ke Thailand bertemu dengan orang yang menggunakan
bahasa Indonesia.
Menurut informasi yang saya dapat dari siswi Gontor tersebut,
bahwa setiap hari Jumat, kereta di thailand gratis. Informasi itu membuat saya
sekali, namun hal itu belum dapat saya ketahui kebenarannya karena belum tiba
di Hat Yai.
Saya dan teman-teman siswi Gontor itu berpisah di daerah thailand
selatan, mereka terlebih dahulu turun. Sedangkan saya di Hat Yai.
Hari keempat
Setibanya di Hat Yai, saya langsung mencari kendaraan menuju
Bangkok. Mulai dari bis, kereta, sampai mobil elf. Saya teringat mengenai
informasi kereta gratis itu. Saya pun bertanya ke kasir tiket kereta api itu. “apakah
ada tiket gratis menuju bangkok ?”, namun sayang kasir itu tidak mampu
berbahasa inggris dengan baik. Sehingga komunikasi saya tidak lancar. Kasir itu
selalu menawarkan tiket kereta api yang bayar bukan gratis. Dan yang paling
cocok untuk uang saya ialah kereta bisnis tapi ekonomi dengan harga TBH 129.
Karena saya tiba di Hat Yai hari Jumat dan saya pergi ke Bangkok
jam 2 siang. Saya mampu melaksanakan kewajiban bagi seorang laki-laki muslim
yaitu solat Jumat. Dari stasiun kereta api itu saya hanya perlu berjalan kaki
menuju ke masjid yang ada di daerah pertokoan Hat Yai. Masjid itu bernama
Masjid Pakistan. Di lingkungan masjid itu saya dapat melakukan mandi dan
mengisi persedian minum saya. Masjid tersebut lumayan besar dan nyaman. Saya
tidak menyangka akan bisa solat di negeri yang bukan mayoritas beragama muslim.
Ketika menunggu kutbah Jumat, saya bertemu dengan orang asli
Thailand yang mampu berbahasa melayu. Saya sangat kaget ternyata di negeri yang
bahasanya saya tak mengerti itu ada yang mampu berbahasa melayu. Saya pun
bertemu dengan orang India yang berdakwah sambil traveling, dan saya bertemu
juga dengan orang Indonesia yang berdakwa secara travelling di masjid Hat Yai
itu.
Selesai solat saya bertemu dengan sekelompok mahasiswa Jogjakarta
yang melakukan backpacker seperti saya. Mereka juga berawal dari Malaysia.
Namun yang membedakan saya dengan mereka ialah harga tiket kereta.saya miliki
lebih murah di bandingkan mereka, padahal jenis keretanya sama.
Sebelum melakukan perjalanan yang panjang antara Hat Yai-Bangkok,
saya makan siang dahulu di depan stasiun kereta api Hat Yai. Perut kenyang,
tenaga sudah terisi saya pun siap menuju ke Bangkok.
Di dalam kereta saya dapat melihat pemandangan hijaunya rumput,
dan bukit-bukit yang terhampar di sepanjang rel kereta itu. lama perjalanan
antara Hat Yai-Bangkok kurang lebih 17 jam. Lama perjalanan ini saya habiskan
dengan tidur, dan membaca buku.
Kereta di Thailand sangat mirip dengan kereta yang ada di
Indonesia. Pedagang boleh masuk ke dalam kereta. Alhasil saya tergoda untuk
membeli cemilan ikan yang di jual oleh pedagang asongan itu. Setelah saya beli
ternyata rasanya kurang enak.
Tempat duduk kereta itu berhadap-hadapan. Di depan saya ada
sepasang pemuda yang sedang jatuh cinta. Melihat tingkah saya, mereka tertawa,
entah karena saya salah beli cemilan atau bagaimana, namun ketika saya bertanya
mereka tak mampu menjawab, mereka tidak mengerti bahasa Inggris.
Hari ke Lima
Setibanya di bangkok, saya bingung mau ke tempat penginapan yang diberikan
oleh teman di couchsurfingatau mencari sendiri. Dengan pemikiran
matang saya pun memutuskan untuk mencari penginapan sendiri saja.
Saya memutuskan untuk menginap di daerah koasan road, dimana
daerah itu merupakan distrik penginapan untuk traveller yang berbudget rendah.
Saya hanya menginap di hostel kosan road itu semalam. Paginya saya harus
bergegas menuju ayutthaya.
Di Bangkok, saya mengelilingi Grand Palace, menyebarang
menggunakan perahu ke wat arun, menelusuri sungai chao phraya, makan rujak di
komplek grand palace. Sorenya setelah dari pagi hingga siang menelusuri
kompleks grand palace dan wat arun, saya pergi menuju pusat bangkok, dimana
mall MBK terbesar thailand itu berada.
Hari ke enam
saya packing dan meninggalkan penginapan untuk pergi menuju
ayutthaya, ayutthaya merupakan kompleks candi yang memiliki keunikan-keunikan,
diantaranya terdapat budha yang sedang tiduran, patung budha di akar pohon
beringin dan reruntuhan candi.
Untuk menuju kesana dari koasan road saya naik bis ke arah stasiun
hualampong, dari hualampong saya naik kereta menuju ayutthaya. Tiba di stasiun
itu saya menyewa tuk-tuk untuk mengeliling ayutthaya. Satu tuktuk TBH 600
Setelah puas mengelilingi ayyutaya saya pun pergi ke chathucak
market untuk membeli oleh-oleh. Saya di antar oleh supir tuk-tuk ke terminal
bis, disana ada bis yang menuju ke chathucak market. Harga bis nya TBH 53 .
Setibanya di chathucak market. Saya mulai berbelanja. Puas
berbelanja saya langsung menuju phuket. Saya lupa berapa harga tiket dari
chathucak ke phuket yang jelas rutenya adalah Dari hualampong ke surat tani
naik kereta kemudian di lanjut ke phuket naik bis.
Hari ke tujuh
Setibanya di phuket saya hanya bisa ke pantai
patong, karena saya tiba di phuket pukul 1 p.m , dan bis yang ada di phuket itu
hanya sampai pukul 5 p.m mau tidak mau saya hanya sebentar menikmati indahnya
pantai patong itu.
Setelah puas menjelajahi thailand saya pun kembali menuju
malaysia, tidak ada perubahan rute, dari Hat Yai ke Kuala Lumpur, dari Kuala
Lumpur ke Jakarta
No comments:
Post a Comment