Tuesday 5 March 2013

Belajar Berpikir dan Bertindak Rasional dari Sepasang Sepatu

Terkadang situasi membuat kita harus bertindak dan berpikir rasional, namun ada hal di luar situasi yang membuat kita berpikir tidak rasional. Situasi disini adalah keadaan ekonomi yang kita miliki. Contohnya adalah hari ini, mungkin ini terlalu subjektif, saya ambil contoh diri saya sendiri agar tidak menyudutkan semua orang. Hari ini tepatnya Minggu 3 Maret 2013 saya berniat untuk berbelanja. Bukan berbelanja cabai, sayur-sayuran atau berbelanja bulanan yang biasa dilakukan oleh ibu rumah tangga. Hari ini saya berniat untuk membeli sepasang sepatu dan jika ada uang sisa saya akan membeli kemeja baru.

Saya berbelanja sepatu dan kemeja kali ini bukan hal biasa, Ini sangat spesial, karena saya akan gunakan untuk persiapan Praktek Pengajaran Lapangan (PPL), maklum saya ini mahasiswa jurusan pendidikan yang nantinya akan mengajar dihadapan murid sekolah.

Sebelum masuk ke tahap PPL itu, saya diberi kebiasaan oleh dosen saya untuk menggunakan sepatu dan kemeja yang dimaksud di hari tertentu,

Tahap pencarian sepasang sepatu, saya mulai dari mall dimana saya kursus bahasa Inggris di daerah Senayan. Sebelum saya menuju toko yang memajang sepatu tersebut. Saya menghitung uang yang harus saya keluarkan sebesar Rp300.000.

Setibanya di mall tersebut saya langsung menuju departemenstore  lalu saya ke bagian pakaian pria, ketika saya tiba di bagian sepatu, astaga harga yang terpasang tidak ada yang di bawah Rp300.000, rasanya saya ingin sekali ke atm untuk menambah uang yang saya miliki, dan bahkan fokus saya jadi terpecah ketika melihat kemeja dan sweater yang indah di pajang di dapartement store itu. Saya sempat tidak bisa berpikir rasional, "apa saya beli kemeja saja dan melupakan sepatu, toh ini masih tahap pembiasaan belum ppl."

Namun saya sangat belajar berpikir dan bertindak rasional, toh mall bukan hanya di kawasan Senayan ini, dan saya juga harus sadar kawasan Senayan ini bukan untuk kalangan seperti saya yang masih berstatus mahasiswa biasa yang belum mempunyai penghasilan untuk menikmati hidup seperti itu.

Alhasil saya tidak membeli sepatu apalagi kemeja dan sweater indah itu, Namun saya tetap fokus untuk berbelanja sepatu, dan ternyata benar saja, saya mendapatkan harga yang sangat sesuai dengan kondisi uang saya di lain mall. Tepatnya di kawasan Rawamangun, jika di Senayan harganya di atas Rp300.000 di mall Rawamangun ini lagi ada sale sepatu dengan harga Rp99.000. Lumayan saya bisa berhemat dan saya bisa membeli kemeja baru. Namun saya tidak membeli kemeja baru karena model kemeja yang di sale tidak ada yang sesuai dengan kebutuhan, lagi pula saya sudah cukup ada beberapa kemeja di lemari saya.

Dari kejadian ini saya sangat belajar, bahwa hidup sering dikendalikan oleh cara berpikir kita, apakah kita ingin hidup mewah, biasa-biasa saja, atau cenderung miskin. Dari cara berpikir itulah kita bisa menjadi manusia yang bersyukur, atau kufur atas nikmat yang diberikan.

Dan catatan untuk saya sendiri ataupun untuk pembaca tulisan ini, bahwa sesuaikanlah segala sesuatu dengan kondisi yang kita miliki. jika kita ingin memiliki barang atau kehidupan yang lebih baik kita harus bersabar, dan bekerja lebih keras lagi agar apa yang ingin kita miliki bisa tercapai. Hindari sikap gengsi, karena gengsi adalah pemicu perbuatan korupsi dan turunannya.


No comments:

Post a Comment