Sunday 10 November 2013

as interviewer in weekend

Di akhir pekan ini saya menerima tawaran menjadi seorang pewawancara koran harian nasional. Sangat menarik menjadi pewawancara di akhir pekan, karena bisa mengisi waktu akhir pekan dan mendapat tambahan uang untuk biaya treveling nanti.





Sebelumnya saya sudah dua kali menjadi pewawancara, namun selalu bentrok dengan jadwal kuliah, karena tawaran untuk menjadi pewawancara selalu jatuh di hari Senin sampai Jumat. Banyak yang bertanya, "Bagaimana saya bisa menjadi pewawancara di koran harian nasional tersebut ?",caranya cukup mudah, waktu ada kesempatan berkunjung ke kantor harian koran nasional tersebut, saya mengisi surat lamaran sebagai pewawancara. Dan selang beberapa bulan saya di telpon untuk menjadi pewawancara. Mulai dari situ saya sering di telpon kembali untuk menjadi pewawancara. Namun tidak selalu tawaran menjadi pewawancara saya terima karena saya lebih mementingkan kuliah.



Bekerja sebagai pewawancara tidak semudah yang dibayangkan, saya harus mendapatkan sepuluh orang jika saya ingin membawa uang Rp100.000,00. dan saya harus kuat menelepon ke orang yang belum saya kenal karakternya. Ketika sudah kenal orang yang saya telpon terkadang putus di tengah telpon berlangsung, maka saya harus mengulang wawancara dengan orang lain dari pertama, selain itu saya juga harus minum yang banyak agar tidak serak suaranya.

Bekerja menjadi pewawancara di koran harian tersebut bukan satu bulan ataupun satu tahun, melainkan hanya dua atau tiga hari, dengan gaji yang cukup lumayan.Dan menurut saya pekerjaan sebagai pewawancara cocok untuk seorang mahasiswa seperti saya yang belum mau terikat oleh instansi terlebih dahulu.


No comments:

Post a Comment