Hujan turun sangat lebat, bau tanah menyeruak, badan kecil
ini basah tersiram olehnya, mulut komat-kamit agar hujan cepat berhenti. Namun sayang
bukan berhenti, hujan malah makin deras. Keberangkatanku menuju Thailand di
akhir tahun ini merupakan keputusan yang sangat sulit. Aku tinggalkan semua
urusan perkuliahan untuk berlibur sejanak. Belum benar-benar pergi, hujan yang
sangat lebat ini membuat aku galau. Apakah aku disana tidak akan bisa
kemana-mana karena hujan deras seperti ini ? kegalauanku ada alasan karena
cuaca dan iklim di Thailand tidak jauh berbeda seperti di Indonesia!
Penerbangan di tunda tiga puluh menit sampai cuaca
benar-benar cerah untuk bisa terbang, dalam kondisi menunggu aku melihat
sekeliling ruang tunggu. Aku tak melihat satu orang pun yang serupa dengan ku,
yang pergi sendiri tanpa alasan yang kuat untuk ke Thailand. Aku berbincang
dengan sekelompok bapak-bapak yang mereka mengaku sebagai wartawan, entah dari
media apa, mereka sibuk dengan ponsel cerdasnya masing-masing. Ternyata selain
cuaca yang ekstrim ketakutan berikutnya adalah di Thailand akan terjadi demo
besar-besaran seperti demo 1998 !
Aku masih di Bandara SekarnoHatta, melihat dan mendengar
situasi seperti ini aku bisa saja membatalkan rencana gila ku untuk bisa
mengeliling Asia Tenggara dari Thailand lalu naik ke Laos, menyebrang ke
Vietnam lalu turun ke kamboja dan kembali lagi ke Thailand untuk balik ke
Indonesia.
Sebelum benar-benar pergi meninggalkan Indonesia aku
kumpulkan semua informasi terkait situasi dan kondisi di Thailand toh aku ke
Thailand bukan untuk yang pertama kali. Aku sedikit tahu mengenai kota Bangkok
itu seperti apa, aku menduga paling yang demo itu hanya sekitaran Victoria Monument tak akan sampai ke daerah atau distrik tempat pelancong tinggal di Khao San Road.
Suara pengeras berbunyi mengumumkan penerbangan menuju ke
Bangkok Thailand telah di buka, kami para penumpang masuk satu per satu ke dalam
badan pesawat. Untuk mengusir rasa cemasku dalam 2 jam dari Jakarta ke Bangkok
aku menonton film, lumayan menghibur di kala cuaca buruk yang sedang terjadi di
langit yang membuat badan pesawat bergetar seperti mobil berjalan di
atas jalan berlubang-lubang.
Tak terasa pesawat tiba di Bandara Suvarnabhumi, aku kaget
cuaca sangat cerah di Bangkok dan kejutan berikutnya tidak ada demo di bandara
seperti yang pernah terjadi beberapa tahun yang lalu dimana rakyat Thailand
menguasai bandara. Menurut berita, Bangkok itu akan shutdown pada tanggal 14
Januari 2014, jadi artinya aku masih bisa bernafas lega untuk menikmati Bangkok
dalam kondisi damai.
Namun apa yang aku saksikan dalam perjalanan dari Bandara Suvarnabhumi ke Khoa San Road adalah perkumpulan besar seperti kampanye calon
anggota legistatif di Indonesia, rakyat berkumpul di jalan-jalan dan ada
panggung besar entah mereka ngomong apa yang aku mengerti mereka seperti
berorasi. Rakyat Thailand menutup jalan-jalan, sehingga untuk menuju Khao San Road aku terpaksa tak bisa menggunakan bis setelah turun di stasiun BTS Saphan
Khwai. Aku memilih naik ojek menuju Khao San Road.
Tiba di Khao San Road aku mengeliling deretan Hotel, Hostel,
atau Guest House yang masih kosong dengan tarif murah. Ternyata pencarianku
untuk mendapatkan penginapan sangat sulit maklum aku pergi di akhir tahun
dimana para bule sudah membooking jauh hari ketimbang aku yang malas membooking
ini.
Akhirnya selama dua jam aku mengelilingi daerah Khao san
road aku mendapatkan penginapan yang sesuai dengan keinginanku, wilayah penginapanku
di pusat hiburan khao san road. Walau agak bising aku aku tak peduli, ini tahun
baru tak ramai maka tak seru.
Langit Bangkok sangat cerah tak setetes pun air turun, aku
menikmati tahun baru bersama orang-orang asing. Aku melupakan ketakutan akan
cuaca ekstrim dan demo yang akan terjadi di Bangkok. Ini liburan harus aku
nikmati !
Selamat Tahun Baru !
No comments:
Post a Comment