Wednesday 18 September 2013

Indonesia Serba Bisa


Hari ini, 18 September 2013, saya mengikuti sebuah talk show dimana acara ini mempertemukan saya dengan tokoh Indonesia yang cukup dikenal di bidang diplomatik. Ia merupakan juru bicara presiden yang cukup lama. Selain di bidang diplomatik ia merupakan inspirasi untuk generasi muda yang penuh semangat namun penuh tantangan.

Di Ballroom XXI Djakarta Teater acara itu berlangsung, saya sengaja datang lebih dahulu untuk dapat melihat acara keseluruhan sebelum acaranya di mulai. Saya mengintip kedalam, suasana masih serba sepi hanya bangku kosong dan panggung megah yang belum terisi.




Sebelum masuk saya mengisi registrasi. Di meja registrasi saya mendapatkan buku mengenai Dino Pati Djalal. Di dalam buku itu mengisahkan perjalanan karirnya sebelum dan sesudah menjadi duta besar Indonesia untuk Amerika serikat.

Ringkas cerita perjalanan hidupnya di mulai dari seorang pencuci piring di kantor KBRI sampai ia menjadi orang penting di kantor KBRI. Walaupun ia terlahir dari keluarga diplomatik, ia dibentuk untuk menjadi anak yang tak mudah menyerah.



Selain menjadi duta besar Indonesia untuk Amerika Serikat. Ia merupakan pencetus dan pendiri diaspora Indonesia dengan tujuan untuk menjaring orang Indonesia yang ada di luar negeri.

Dengan memakai jeans dan kemeja lengan pendek putih ia memaparkan pidato dengan santai. Ia berceloteh mengenai keputusannya untuk mengikuti konvensi di suatu partai, ia mempertimbangkan bahwa generasinya sudah datang dan ia merasa adanya kejenuahn publik terhadap politik dan haus dengan wajah-wajah baru di dunia politik yang mempunyai perspektif yang baru.

Bisa dilihat dari generasi muda yang menang di beberapa daerah. Ada kejenuhan namun ada kerinduan perbaikan kualitas politik. Ini merupakan salah satu alasannya untuk mengikuti konvensi. Bukan dengan nekat tapi dengan tekad. Dengan menjadi diplomat yang baik ia yakin bisa memimpin. Bukan mengejar kursi kekuasaan. Setiap generasi perlu mempunyai purpose masing-masing.

Indonesia mengalami banyak kejadian yang kondusif. Kondisi ini perlu di apresiasi, jika melihat tahun sebelumnya. Ia bercoleteh menurut data yang ia terima bahwa di 2028 secara global tidak ada lagi orang miskin di dunia. Ini merupakan tantangan dan kesempatan untuk Indonesia.  The age of possibility.

Dalam pemaparan panjangnya , ia memiliki jurus ala Dino Patti Djalal untuk Indonesia unggul , dan ia percaya apabila indonesia menjalani hal ini Indonesia akan naik level. Jurus sakti itu adalah
Jurus pertama, Nasionalisme unggul. Nasionalisme unggul
Jurus kedua, Internationalisme unggul
Jurus ketiga, Meritrokasi
Jurus keempat regulasi
Jurus ke lima Pendidikan dan Inovasi
Jurus ke enam pemimpin yang kompeten

Sayangnya jurus ini tidak bisa saya rinci, karena saya tidak sempat menulis ataupun merekam isi pidato dalam acara ini.

Semoga jurus yang diberikannya bisa sampai untuk Indonesia. Apabila ia masuk kedalam dunia politik Indonesia bukan dunia diplomatik Indonesia.


No comments:

Post a Comment